Senin, 01 Agustus 2016

Naik pesawat kecil siapa takut ?

Hujan masih mengguyur Kota Makassar saat pengumuman di ruang tunggu yang meminta penumpang tujuan Mamuju untuk segera menuju pesawat. Saya yang tengah ngobrol dengan kawan lama yang kebetulan bertemu di waiting room segera pamit dan beranjak masuk ke pesawat. Saat memasuki pesawat berbadan kecil ini cukup deg degan juga pasalnya lama tidak naik pesawat berbadan kecil, apalagi semalam sempat sport jantung pada penerbangan Surabaya Makassar. Betapa tidak di tengah guyuran hujan semalam peswat mesti delay dan kami menunggu sejam lebih di ruang tunggu Juanda. Dan Kami masih harus tetap menunggu di pesawat selama lebih dari sejam. Alasan yang mereka berikan adalah menunggu dokumen. He he memangnya kita anak anak yang ga tau kalo ada persoalan teknis di pesawat ?

Saya masih sering berpikir tentang beberapa kecelakaan pesawat yang terjadi, dan pernah Saya tanyakan pada seorang mekanik yang kebetulan bersebelahan di pesawat. Ia mengatakan bahwa beberapa kecelakaan karena kerusakan peralatan, hal ini disebabkan karena perawatan yang kurang memadai yang diakibatkan oleh mahalnya suku cadang. Di tengah menunggu pesawat berangkat semalam, sempat juga terlintas pikiran buruk. “ jangaan jangan karena tidak ingin menanggung biaya menginap seluruh penumpang jika pesawat harus di cancel maka penerbengan tetap dipaksakan”
Syukurlah penerbangan berjalan mulus semalam dan ketegangan itu berpindah ke pagi ini. Ketegangan sedikit berkurang setelah melihat jenis pesawat ke daerah Saya ini terbilang baru. Dari brosur yang say a baca pesawat dari Prancis ini mulai beroperasi di Indonesia sejak awal tahun 2010. Saya memperhatikan sejenak ya lumayan juga, peswat dengan kapasitas penumpang 74 orang berjenis ATR 72 500. Dan ternyata memang cukup canggih juga dengan masing masing 6 baling baling di setiap mesinnya mampu membelah angkasa Makassar menuju Mamuju.

Meskipun sempat beberapa kali guncangan saat tinggal landas di Bandara International Makassar, terutama saat memasuki awan tebal namun pesawat kembali stabil. Apalagi saat melewati Udara Polewali mandar cuaca sangat cerah sehingga kami dapat menikmati pemandangan dari Udara. Saya memang jarang menggunakan transportasi Udara dari Mamuju – Makassar atau sebaliknya karena factor peswat berbadan kecil ini. Terhitung hanya sekali saya menggunakan yakni saat rute ini dilayani oleh DAS. Dan Saya merasakan oleng dan melayang laying di udara dan merasa tidak Confidence dengan peswat berbadan kecil ini. Kami sering bercanda dengan singkatan DAS ini yakni “ Doakan Aku Selamat”, “ dan jika pada penerbangan lain para penumpang dibagikan pelampung maka di pesawat ini akan dibagikan tasbih agar banyak berdoa “candaku he he.

Pengalaman menumpang di pesawat kecil sebenarnya sudah sangat sering. Terutama saat masih bertugas di daerah Kalimantan, di mana saran transportasi Udara dilayani oleh pesawat pesawat kecil. Bahkan jarak terbang yang sangat rendah, kadang hanya berjarak beberapa meter dari pucuk pucuk pohon hutan Kalimantan. Pernah sekali Saya naik Gatarai kalau ga salah, Saya tiba I Temindung lapangan Udara Samarinda dan pesawat sudah ambil ancang ancang untuk take off. Petugas menyuruh Saya yang terlambat datang untuk mengejar pesawat. Dan hap Saya tepat mendarat di atas pesawat setelah ditarik petugas ke atas pesawat melalui pintu belakang pesawat yang tidak tertutup. He he perasaan Kaya tarzan yang nyunsep naik di pesawat sambil membawa koper. Masih ngos ngosan saat memandang ke belakang pesawat yang terbuka dan mulai merangkak naik. Saya segera mengambil tempat duduk yang hanya delapan buah ini kalau tidka mau terseret ke belakang dan jatuh.

Kalau bernostalgia pada penerbangan masa lalu memang menjadi lucu saat ini, bayangkan saja saat penerbangan Makassar Kendari hanya dilayani satu maskapai penerbangan beberapa kejadian lucu sering terjadi. Pernah suatu saat pesawat sudah akan berangkat dan Saya harus diselundupkan masuk lewat jalur tempat bagasi he he sambil pakai dasi merayap masuk k terowongan. Bahkan karena ketidak pastian penerbangan ddan semrawutnya administrasi tak jarang penumpang yang telah memiliki boarding pass bisa di cancel karena satu dan lain hal. Belakangan Saya tahu biasanya karena ada pejabat yang akan ikut di penerbangan he he . Namun hal yang menyenangkan pada pesawat berbadan kecil ini adalah tak jarang Kami duduk bersebelahan dengan para penumpang VIP karena tidak ada kelas di peswat kecil ini. Saya masih ingat bersebelahan dengan Bapak Yusuf Kalla dan pak Marie Muhammad.

Namun hal yang mengerikan dengan peswat berbadan kecil yakni saat penerbangan Denpasar Makassar , cuaca sangat buruk . Pesawat oleng sudah layaknya bus kota, Saya sudah berpikir bahwa peswat akan jatuh. Dan isi perut sudah di guncang guncang kadang naik tiba tiba turun kemudian terseret ke kiri kemudian ke kanan. Saya yakin semua penumpang sangat tegang, Saya memperhatikan mereka semua berdoa, tentu juga termasuk Saya. Kadang Saya aberpikir bagus juga keadaan ini karena makin mendekatkan Kita pada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar