Comments

Write a comment...

Muhammad Yusuf Saleh Yos published a note.
Sy termasuk salah satu pelanggan setia warung yang didominasi warna merah ini. Yang menjadi alasan sy menjatuhkan pilihan warung ini adalah, karena harga dan variasi menunya. Kita bisa menentukan jenis makanan yang kan kita santap, berbagai jenis ikan segar, sayur dan lauk lainnya tersedia di sini. Dengan beragam menu ini membuat kita banyak pilihan, sehingga tidak bosan dengan menu yang sama. Selain beragamnya menu kesegaran makanan yang dihidangkan juga dapat kita rasakan.
Sy yang hampir saban hari ke warung ini sudah hapal jam buka dan tutupnya warung, bukan hanya itu sy bahkan tahu jam jam terbaik ke warung ini. Pukul 10 pagi menjadi pilihan terbaik sy, dengan pertimbangan pada jam ini menu sudah lengkap serta kita bisa menyantap makanan dalam keadaan hangat atau 'fresh ferom the open'. Pengalaman beberapa kali mengunjungi warung yang buka pkl 8.30 ini di jam awal buka, namun kadang menunya belum lengkap.
Konsep yang mirip mirip 'all you can eat' ini sayang kalau tidak dimanfaatkan, itulah mengapa sy memlih pukul 10 sebagai waktu terbaik. Karena tak jarang sy menggabungkan antara sarapan dan makan siang. Jika tidak sempat sarapan, maka sy hanya minum kopi dan biskuit pada pagi harinya lalu pada jam itu mengisi perut sekaligus makan siang. Porsi yang banyak ini bahkan masih membuat kita kenyang hingga malam hari. Tentu ini tidak kita dapatkan di warungwarung yang lain di kota kecil ini.
Sebelum di warung ini sy sempat jatuh hati pada sebuah warung yang sesuai selera sy. Persoalan muncul ketika mereka mulai menaikkan harga secara sepihak. Sy sempat merekomendasika pada kawan kawan, namun pada kunjungan kedua bersama kawan sy mereka meminta 80 ribu untuk makanan sederhana. Hal yang sy sukai dari warung ini sebenarnya adalah pemandangan yang langsung ke arah laut ,serta menu khusus kepitingnya. Namun sy segera beralih mencari warung lain setelah mereka tidak konsisten pada harga ini.
Pertimbangan yang lain dalam memilih warung Ibu adalah tentu saja harganya. Boleh dibilang warung ini cukup murah dibanding warung warung lainnya. Harga memang tergantug pada menu yang kita pilih, namun pengalaman sy kisaran harga berkisar 12 hingga 20 ribu. Apalagi dengan keragaman dan kesegarannya memberi nilai tambah lebih pada warung itu. Bukan itu saja, mereka menyiapkan nasi untuk tambahan, serta pisang kecil sebagai penutup makan kita. Bahkan sy sempat heran ketika mendapatkan harga separuh lebih murah dengan sebuah warung yang menawarkan menu yang sama. Sy biasa ke sebuah warung yang menjual soup kepala ikan dengan bandrol harga 50 ribu per porsi, sementara di sini sy hanya membayar rp. 20 ribu dengan rasa yg tak kalah jauh beda.
Warung ibu ini juga rupanya paham dengan konsep lokal, sebuah loket di sebelah kiri menyiapkan menu lokal. Di Sulawesi Selatan kami mengenalnya dengan Kapurung, makanan khas sulawesi yang terbuat dari sagu. Mereka menyebutnya sinonggi, menu ini semakin melengkapi menu yang ada. Jika berkunjung ke kota kecil ini silahkan mampir untuk merasakan berbagai kuliner ikan yg banyak di daerah ini, mulai ikan bakan, masak dan goreng ada di sini. Mari makan