Jumat, 29 Juli 2016

Xbata city

Xbata city
Berada di blok blok apartemen Kalibata City mengingatkan Saya suasana flat flat yang ada di Singapura tahun 90 an. Mungkin saja model flat ini di copy untuk membangun super blok yang ada di kawasan seluas 12 Ha.
Flat di Singapura menjadi hunian kelas menengah bawah, namun di Kalibata City menjadi Apartemen dan menjadi hunian kelas menengah ke atas. Saya menduga konsep awal super blok ini diperuntukkan buat kalangan menengah ke bawah, namun justru di tempati oleh kalangan menengah ke atas seperti halnya rumah susun yang ada di Ibukota.
Hal ini bisa kita lihat dari kesulitan warga dalam memarkir mobil mereka. Lahan parkir untuk mobil tak cukup menampung jumlah mobil kelas menengah ini. Demikian juga untuk sarana kolam renang baru belakangan ada untuk apartemen apartemen baru berikutnya.
Kios kios makanan yang berada di bawah apartemen, kalau tidak salah itu diperuntukkan buat memarkir sepeda dan sarana olah raga seperti tennis meja dsb. Demikian halnya dengan mal yang berada di lantai dasar mungkin dirancang untuk pasar bagi warga.
Saya agak pangling saat pertama kali memasuki kawasan ini. Saat bertugas di Jakarta beberapa tahun lalu , kawasan ini belum ada. Selain perumahan DPR RI mal Kalibata satu satunya gedung besar yang berada di daerah Taman Makam Pahlawan ini. Seorang kawan yang tinggal disalah satu blok mengajak mampir dan menikmati suasana malam hari di kawasan ini. Saya tidak merasa asing dan sangat familier dengan suasana masyarakat bersosialisasi. Untuk suasananya saya merasa seperti merasa berada di Kota Makassar dan memang banyak warga kompleks berasal dari Sulawesi.
Kebetulan ada acara beberapa hari di Jakarta, saya memutuskan menyewa salah satu flat selama satu bulan. Karena memiliki banyak teman maka saya mendapatkan harga yg sangat murah dengan harga sekarang yg berkisar Rp. 3,5 per bulan. Apartemen 2 kamar dan Full furnished hanya saya bayar 2,5 juta. Warga juga menyewakan harian kamar mereka dengan kisaran harga rp. 350 ribu.
Hampir setiap hari Saya bertemu kawan dari Sulawesi. Namun umumnya kawan kawan Saya itu tidak kenal satu sama lainnya, maklumlah Saya banyak berkeliling dan berinteraksi di berbagai daerah di Sulawesi. Kebiasaan mereka nongkrong di Warung kopi tersedia di sini.
Kuliner menjadi salah satu daya Tarik tempat ini, hukum supply and demand membuat para pedagang merapat di tempat yang dihuni puluhan ribu orang ini. Sekitar 17 Tower dengan jumlah kamar sekitar 11.000 disesaki warga dan pedagang. Seperti saya sebutkan di atas bahwa lantai bawah menjadi tempat kios makanan, laundry , pertokoan dsb.
Pilihan makanan selain bervariasi juga berbagai macam harga. Outlet outlet makanan yang berada di Mall menjadi yang termahal, Brand Brand ternama ada di sana. Lalu kemudian dibawah apartemen, beberapa ratus meter di depan kompleks berjejer Warung Warung tenda dan yang termurah adalah para pedagang gerobak aneka makanan yang berada di belakang apartemen.
Kemudahan akses transportasi menjadi salah satu keunggulan kawasan ini. Stasiun kereta tepat berada di depan super blok, sementara Kopaja dan mikrolet lalu lalang siap membawa warga ke Blok M dan Pasar Minggu. Hanya dengan Rp. 2.000 warga bisa mencapai Kota , tanah abang dll melalui Commuter.
Saat seorang kawan menawarkan untuk tinggal di rumahnya di salah satu kawasan elit, saya lebih memilih kawasan ini. Kawasan ini tetap ramai hingga larut malam. Tak jarang saya terbangun tengah malam, dan ke bawah mencari makan dan minum di Warung yang masih banyak buka 24 jam.
Umumnya apartemen apartemen di jaga sangat ketat. Kebetulan saya sering menginap di beberapa apartemen kawan di berbagai kawasan di Ibukota ini, namun kawasan inilah yang sangat sesuai bagi saya yang senang bersosialisasi, namun bagi Anda yang sangat menjaga privasi kawasan ini kurang tepat. Maka tak ayal kawasan ini juga sangat rentan dengan praktik prostitusi terselubung, karena kesulitan dalam pengawasan.
Xbata 28 agustus 15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar