Pekutatan
– SepangUdara dingin pegunungan segera menyergap ketika merayapi
punggung pulau bali dengan motor, hawa dingin bahkan menembus jaket
kulit yang saya kenakan. Pemandangan asri dan indah diantara kelokan
kelokan jalan , sesekali kuintip jurang jurang yang cukup dalam di sisi
kiri dan kanan jalan. Sekitar 30 menit saya sudah berada di Dapdap
putih desa Tisa. Saya berangkat dari Pekutatan Jembrana menuju Sepang
Buleleng. Pukul 7 tadi saya sudah meninggalkan rumah menuju kantor yang
berada di pekutatan, adi salah seorang tenaga lapangan sy menyarankan
sebaiknya mengendarai motor menuju lokasa. Betul juga saran adi, jalan
sempit dan berlku ridak terlalu effektive buat land cruiser mobil kami,
dan terasa lincah dengan menggunakan motor trail milik kantor.Kami akan
menghadiri pertemuan dengan salah satu subak di daerah Buleleng, subak
adalah sebutan untuk kelompok tani di Bali. Saat ini kami tengah membina
8 subak abian di pulau dewata ini. Pada pameran beberapa waktu yang
lalu, kepala dinas perkebunan Buleleng tertarik menjajaki kerja sama
dengan kami. Mereka menjadwal dua kali pertemuan dengan subak abian
mereka yakni pada tanggal 10 septemebr hari ini dan pada tanggal 12
september berikutnya.Kami bertiga akan menghadiri acara tersebu, kami
start dari 3 arah yang berbeda. Sy start dari base saya d pekutatan kab.
Jembrana, Adi start dari desa Angkah kab. Tabanan dan yosua start dari
Temukus kab. Buleleng. Sy sudah peenah melewati jalur ini sebelumnya,
yakni dari Pekuatatan menuju gudang kami yang berada si temukus.
Beberapa kawan menghindari jalur ini karena jalannya yang berliku.
Sarana jalan di Bali harus saya akui sangat bagus, tidak ada satu desa
pun yang tidak terhubung oleh jalan aspal, pekutatan ke temukus pun ada
beberapa alternatif salah satunya adalah lewat jalan utama yang cukup
rata. Namun jika anda ingin menikmati pemandangan pegunungan kita bisa
melewati jalur pupuan ini. Selain menikmati pemndangan yang indah, udara
segar pun dapat kita hirup. Kita juga akan melewati satu objek wisata
mereka yakni punuk Bolong, sebuah pohon raksasa yang berlubang di
tengahnya. Saking besarnya lubang pohon ini, kendaraan bisa melintas di
bawahya.Beberapa waktu yang lalu sy juga penasran dengan jalur menuju
sebuah air terjun. Terpanpang sekitar 7 km I papan penunjuk arah. Jalan
terjal dan mendaki, namun kondisi jalan teraspal dengan baik. Kami
melewati beberapa desa sebelum akhirnya sampai ke tempat aier terjun.
Swbuah pura beerdiri megah di tepi jalan menuju aie terju, kami harus
melewati anak tangga yang menurun. Saya bertanya kepada salah seorang
warga jarak menuju air terjun. Sekitar 1 km ujarnya, namun setelah
menuruni puluhan anak tangga, jalan terjal menuerun segera mwnghentikana
langkah saya. Waktu sudah menjelang maghrib ketika kubatalkan unrtuk
menuruni anak tangga terjal menuju air terjun. Saya membayangkan akan
membutuhkan energy yang cukup banyak untuk mendaki pada saat balik
nanti. Saya dan Aswar tidak mempersiapkan untuk berjalan kaki, kami
tadinya hanya penasaran dengan arah penunjuk jalan yang betada di tepi
jalan tak jauh dari kantor kami.Satu jam lebih sy menunggu teman teman
di Dapdap putih namun belum ada yang muncul, yosua masih menunggu teman
teman dari dinas sementara adi masih dalam perjalanan. Sy menikmati
kacang rebus di daerah yang cukup tertutup dari pendatang ini. Ibu
warung menceritakan bahwa di kampung mereka tidak terlalu terbuka buat
warga pendatang, makanya pasar kami agak sepi karena masyarakat bali
kurang pandai berdagang. Memang ada sebuah warung di sebelah kami, meski
orang madura kata ibu itu namun penjual yang dimaksud sudah lahir di
daerah ini. Ibu warung menyedukna kopi dan mempromosikan kopi dari
daerahnya ini. Awalnya sy tidak tertarik untuk membeli, namun saat ke
toilet saya melintasi halaman yang dipenuhi kopi yang tengah di jemur.
Saya membeli sebungkus seharga rp. 22.000 dan mendapatkan free secangki
kopi bali. Saat melewati punuk bolong tadi sebenarnya sy ingin mampir
menikmati secangkir kopi, namun warung warung di sekitar puinut bolong
belum pada buka dan saya masih sempat menyeruput kopi sebelum berangkat
tadi. Aroma dan rasa kopinya lumayan nikmat, lumayan buat menemani
menunggu kawan kawan lain yang belum datang. Saya segera berubah pikiran
tentang jalan jalan yang bagus ketika harus menuruni jalan terjal
berliku di daerah sepang, bukan hanya itu sebagian besarjalan rusak dan
berlubang. Kemampuan berkendara motor saya di uji di medan terjal ini,
saya harusbisa menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh. Arah jalan
kembali tidak jauh beda dengan medan saat berangkat, sy mencoba rute
jalan lain saat balik dari desa Sepang. Setelah menempuh perjuangan ber
skill motor ria di jalan tanjakan berliku dan berlubang akhirnya saya
berhasil mencapai tempat perhentian awal saya di Dapdap. Ketegangan saya
segera berakhir setelah kembali menghirup udara segar dan menikmati
jalan yang mulus sepanjang jalan pulang, tak lupa mampir di Punuk Bolong
untuk rehat sejenak.
pekutatan 10 September 2013
pekutatan 10 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar