Kamis, 28 Juli 2016

hipnotis

ini kisah tentang upaya hipnotis yang gagal. Begini ceritanya, pada suatu hari di keramaian jantung kota Bogor, tepatnya di depan pintu masuk utama Kebun Raya. Saya mencegat angkot untuk kembali ke Hotel, saya berpisah dengan rombongan yang masih menunggu mobil jemputan.
Saya mengambil posisi pojok belakang , agar bawaan Saya tidak mengganggu penumpang lainnya yang akan naik. Bawaan Saya kali ini cukup banyak yakni 2 tas plastik besar berisi oleh oleh dari kawan dan ransel saya. Benar saja beberapa orang kemudian memenuhi angkutan umum warna hijau ini.
Tiga pria mengapit saya, seorang berbadan hitam besar tepat di kiri Saya, sementara dua lainnya di depan Saya. Di tengah keriuhan dan kemacetan kota Bogor mereka mulai beraksi. Awalnya saya tak curiga ketika pria di depan Saya membagikan brosur. Saya menolak dengan halus, namun ia meletakkannya di tas plastik oleh oleh. Saya hanya melirik sekilas isi brosur yang bergambar tapak kaki seperti akupuntur.
Sejurus kemudian Saya mendengar pertanyaan janggal dari pria hitam setelah Saya, " bisa mengobati mata rabun juga ya ?" mungkin setelah melihat saya berkaca mata. Gerakan aneh berikutnya adalah tanpa prolog ia menyodorkan lengan hitamnya ke arah lelaki yang membagikan brosur tadi. Saya mulai kurang nyaman karena mereka begitu rapat seakan menghalangi ruang gerak saya. Gerakan berikutnya membuat saya kaget , dan refleks menampik tangannya dengan keras menolak ketika Ia akan menyentuh lengan saya untuk diurut.
Saya sadar ini upaya hipnotis dan mereka bersekongkol. Rupanya mereka kaget dengan reaksi saya. Saya memandangi pria dia depan saya, ia salah tingkah dan terlihat komat Kamit. Saya berusa tenang dan melihat sekeliling. Angkot sudah mulai memutari kebun raya, saya berpikir untuk turun namun sudah meninggalkan keramaian.
Saya khawatir aksi berubah menjadi penodongan. Penampilan saya kurang pas untuk naik angkot, dengan HP yang menggantung di saku depan. Saya tak kehilangan akal, segera saya Telepon salah seorang kawan dengan logat Makassar yang keras agar ia menunggu saya di perempatan depan. Cukup efektif tak berselang lama mereka semua turun. Saat angkot melaju , Saya memperhatikan mereka sengaja berpencar untuk memulai operasinya lagi.
Begitulah ceritanya semoga kita selalu waspada. Waspadalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar