Banjir Makassar 87
Peristiwanya
sudahsangat lama, namun banjir yang melanda Jakarta menguak kembali
ingatan itu. Saat masih dibangku SLTA, kompleks kediaman Saya menjadi
langganan banjir tahunan. Penyebabnya adalah beberapa kawasan elit
mengepung kompleks kami, maka tak ayal BTN CV. Dewi kompleks saya kerap
tergenang air..
Sekitar tahun 87 banjir mencapai puncaknya, kami terjebak dalam kompleks. Hampir seluruh warga kompleks mengungsi. Kami yang Tadinya menikmati banjir dengan bermain getek batang pisang kini harus lebih waspada. Ketinggian air beberapa hari itu sudah mencapai perut bahkan beberapa blok yang berada di belakang hingga mencapai dada orang dewasa.
Rakit kami tak bisa lagi menolong warga, bantuan kini mngandalkan perahu karet dari Marinir. Penerangan lampu yang seadanya makin membuat kompleks yang kosong ini mencekam. Kasus pencurian tidak sedikit jumlahnya, rumah rumah takberpenghiuni ini kerap disaatroni orang orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Blok saya terendam hingga perut, sementara ketinggian dalam rumah hingga lutut. Semua peralatan hingga tempat tidur terendam air. Beberapa dari kami bergiliran jaga. Kursi kursi kami naikkan di dipan tempat tidur, itupun masih kami ganjal dengan beberapa buah bata merah, sementara kasur kasur telah berada di atas lemari. Kami tak bisa ke sekolah, selain jalanan yang terendam baju baju kami pun tak ada yg kering.
Sy bisa membayangkan warga jakarta yang kini menjadi korban banjir. Anak anak tak bersekolah, ancaman penyakit pasca banjir, kerusakan barang , kerawanan dan kesulitan bahan makanan. Persolan banjir sudah sangat jelas, pemukiman yang tidak tertata dengan baik. Kebanyaka berada dalam resapan air, sementara saluran air pun tak jarang tersumbat karena warga yang kurang disiplin membuang sampah. Hingga saat musim hujan tiba, air terjebak. Bahkan meski tak hujan namun terkadang kita mendapat banjir kiriman dari wilayah lain. yang berada di ketinggian.
Beberapa negara cukup smart dalam menangani air tergenang ini, beberapa negara di Eropa membuat kanal, yang meungkinkan air berputar secara lancar di dalam kota saat pasang, dan kembali lagi saat surut tampa menimbulkan dampak banjir. Sementara negara tetangga kita. Malaysia membangun smart tunnel, sebuah jalan tol yang berfungsi ganda. Saat air pasang maka ia menjadi penampung air dan melarang warga melintasi jalan tersebut hingga air kembali surut. Kepatuhan dan kedisiplinan akan mebuat kita terbebas dari rendaman air ini.
Sekitar tahun 87 banjir mencapai puncaknya, kami terjebak dalam kompleks. Hampir seluruh warga kompleks mengungsi. Kami yang Tadinya menikmati banjir dengan bermain getek batang pisang kini harus lebih waspada. Ketinggian air beberapa hari itu sudah mencapai perut bahkan beberapa blok yang berada di belakang hingga mencapai dada orang dewasa.
Rakit kami tak bisa lagi menolong warga, bantuan kini mngandalkan perahu karet dari Marinir. Penerangan lampu yang seadanya makin membuat kompleks yang kosong ini mencekam. Kasus pencurian tidak sedikit jumlahnya, rumah rumah takberpenghiuni ini kerap disaatroni orang orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Blok saya terendam hingga perut, sementara ketinggian dalam rumah hingga lutut. Semua peralatan hingga tempat tidur terendam air. Beberapa dari kami bergiliran jaga. Kursi kursi kami naikkan di dipan tempat tidur, itupun masih kami ganjal dengan beberapa buah bata merah, sementara kasur kasur telah berada di atas lemari. Kami tak bisa ke sekolah, selain jalanan yang terendam baju baju kami pun tak ada yg kering.
Sy bisa membayangkan warga jakarta yang kini menjadi korban banjir. Anak anak tak bersekolah, ancaman penyakit pasca banjir, kerusakan barang , kerawanan dan kesulitan bahan makanan. Persolan banjir sudah sangat jelas, pemukiman yang tidak tertata dengan baik. Kebanyaka berada dalam resapan air, sementara saluran air pun tak jarang tersumbat karena warga yang kurang disiplin membuang sampah. Hingga saat musim hujan tiba, air terjebak. Bahkan meski tak hujan namun terkadang kita mendapat banjir kiriman dari wilayah lain. yang berada di ketinggian.
Beberapa negara cukup smart dalam menangani air tergenang ini, beberapa negara di Eropa membuat kanal, yang meungkinkan air berputar secara lancar di dalam kota saat pasang, dan kembali lagi saat surut tampa menimbulkan dampak banjir. Sementara negara tetangga kita. Malaysia membangun smart tunnel, sebuah jalan tol yang berfungsi ganda. Saat air pasang maka ia menjadi penampung air dan melarang warga melintasi jalan tersebut hingga air kembali surut. Kepatuhan dan kedisiplinan akan mebuat kita terbebas dari rendaman air ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar