Kamis, 28 Juli 2016

Smart City Jakarta

Smart City Jakarta

Mungkin FPI kalau lihat kantor Ahok batal rencana mereka mau membakarnya, kecuali memang punya niatan niatan tidak baik. Kantor yang kini dibuka tiap Sabtu dan minggu, bebas dikunjungi warga dan gratis. Ini satu gerakan terobosan transparansi, membuka akses publik ruang kerja Gubernur. Kebetulan saya sempat melongok ke dalam. Terakhir Saya ke gedung ini saat masih gubernur yang sama nama saya, bang Yos. Tapi saya tidak seleluasa seperti Minggu lalu.

Melewati serambi, kita akan memasuki ruang tinggu dengan furniture masa lalu, gambar para gubernur DKI sejak pertama. terpampang di dinding kedua ruang tamu yang ada. Di main hall kita bisa langsung melihat foto rencana , dan perkembangan proyek proyek infrastruktur terutama MRT, dan proyek penanggalungan banjir di beberapa titik kritis. Dari sini akan muncul optimisme, bahwa jika proyek ini berjalan dengan baik akan menyelesaikan dua permasalahan besar Jakarya, yakni banjir dan macet.

Masih di ruang utama, di sinilah ruang kerja Ahok. Berada di sebelah kiri saat kita memasuki ruangan. Di sebelah kanannya adalah ruangan khusu untuk mengurus pertanahan. Saat memasuki hall utama ini, Ahok telah menunggu dengan senyumnya. Anda boleh salaman dengan orang nomor 1 di DKI, meskipun hanya patung paparnya namun cukup menghibur juga berfoto bersama di depan ruangannya. Sebuah Alquran besar menghiasi ruang tengah ini.

Selanjutnya kita akan menaiki tangga menuju ruang teater, kemungkinan pada jaman belanda ruangan ini dipakai untuk pertunjukan opera. Kini dipakai untuk pemutaran pemutaran film. Tiap Sabtu Minggu Pemda DKI memutar film sejarah Jakarta. Nah ruang disebelah kiri teater room adalah meeting room, tempat Ahok dan para pejabat serta undangan meeting. Sebuah papan tulis kaca masih tertempel beberapa papar tag, pertanda ruangan ini selalu terpakai. Papan nama gubernur berada di depan kepala meja.

Saya merasa seperti berada di Situation room White House, ketika memasuki ruangan smart City. Saya terkesima memandang kaca yang tiba tib menjadi transparan . Saya melihat sebuah ruangan rahasia dengan susuanan meja berbentuk V. Jelas siapa yang duduk di kursi kepala meja yang satu itu. Model V memberi ruang kepada semua peserta untuk fokus pada layar lebar di depan mereka. Klik berikutnya membuka tirai , layar kaca depan berikutnya. Peta jakarta dengan rinci terlihat di sana, dan dapat di Zoom, sehingga siapapun yang berada di ruangan itu dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di serah itu. Persis sama ketika Obama ingin mengetahui secara rinci perkembangan dan keadaan suatu wilayah. Disini dapat memantau trafic, pembangunan banjir dll.

Beberapa meja dan peralatan komputer lengkap berada di sekitar screen, mereka bertugas sebagai operator. Sementara smart City ini dikendalikan oleh unit khusus. Ruangan mereka tak jauh dari Control room ini. Sebuah ruangan cukup besar berada di belakang kontrol room. Puluhan meja lengkap dengan peralatan teknologinya siap menerima keluhan masyarakat.

Ahok juga didukung tenaga tenaga profesional. Anak anak muda yang menjelaskan tentang gedung ini juga terlatih dengan baik. Para relawan yang bekerja di mal mal untuk teman Ahok tampak profesional. Kita tentu ingat Melvany Kasih, seorang alumni Cambridge univ. Rela kerja di Balaikota ini tanpa dibayar.

Jadi kalau ini yang mau dibakar, Kita ini maunya apa ?
Mainlah ke Balai Kota , gratis kok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar